jenis-jenis Enhanced oil recovery


2.1            Enhanced Oil Recovery (EOR)

Enhanced Oil Recovery (EOR) adalah metode yang digunakan untuk memperoleh lebih banyak minyak setelah menurunnya proses produksi primer (secara alami ) yaitu menggunakan energi alam yang berasal dari reservoir itu sendiri ( natural reservoir drive) Hyne, 1991.sedangkan menurut lake tahunn 11989 Enhanced Oil Recovery adalah perolehan minyak dengan cara menginjeksikan bahan-bahan yang berasal dari luar reservoir.  metode EOR diklasifikasikam dalam empat katagori utama yaitu:
1.        Pendesakan Injeksi Kimia (Chemical flooding) : Surfactant, Alkaline, dan Polymer;
2.       Injeksi Gas Tercampur (Miscible Gas Injeksi) ; CO2, N2, dan LPG;
3.       Metode Thermal (Panas) : Steam Injection dan In-Situ Combustion; dan
4.       Proses lainnya misal dengan bantuan Microba (Microbial).
Metode   EOR   dipilih   berdasarkan   jenis   minyak   yang   ada didalam   reservoir.   Untuk   minyak   ringan,   biasanya   digunakan   gas  miscible   injection,   untuk   minyak   sedang   digunakan   chemical injection, dan untuk minyak berat digunakan thermal injection. Keempat katagori ini dan teknologi tersebut pada dasarnya berusaha memanipulasi parameter-parameter dalam persamaan darcy. Misal, injeksi surfactan untuk memanipulasi permeabilitas relatif dengan cara mengurangi saturasi residual minyak, injeksi polimer di maksudkan untuk memperbaiki area pengurasan di reservoir, inti dari semua rekayasa tersebut ada untuk meningkatkan laju alir minyak.
 Adapun effisiensi pendesakan minyak di antaranya :
1.      Areal Sweep Efficiency
Pada pelaksanaan waterflood, air diinjeksikan dari beberapa sumur injeksi dan produksi akan terjadi dari sumur yang berbeda. Ini akan menyebabkan terbentuknya distribusi tekanan dan di daeah antara sumur injeksi dengan sumur produksi. Besar daerah reservoir yang mengalami kontak dengan air ini yang disebut dengan areal sweep efficiency.
2.     Mobility Efficiency
Efisiensi mobilitas merupakan efisiensi yang dipengaruhi oleh nilai saturasi minyak tersisa. Di definisikan sebagai fraksi minyak pada awal proses yang dapat diambil pada 100 % area vertikal.
3.     Vertical Sweep Efficiency
 Bervariasinya nilai permeabilitas pada arah vertikal dari reservoir menyebabkan fluida injeksi akan bergerak dengan bentuk yang tidak beraturan. Semakin sedikit daerah berpermeabilitas bagus, semakin lambat pergerakan fluida injeksi. Vertical sweep efficiency ini menyatakan seberapa banyak bagian tegak lurus (vertikal) reservoir yang dapat dijangkau oleh air injeksi. Ada beberapa hal yang mempengaruhi yaitu :
a.      Mobility Ratio
Perbandingan indeks injekstivitas pada sembarang waktu dengan injektivitas pada saat dimulain ya waterflood.
b.     Gaya Gravitasi
Karena air merupakan fluida dengan densitas yang tinggi, maka ia cenderung untuk bergerak di bagian bawah reservoir. Efek ini disebut dengan gravity segregation yang merupakan akibat dari perbedaan densitas air dan minyak. Sehingga laju alir yang lebih besar akan menghasilkan vertical sweep efficiency yang lebih baik pula.
c.      Gaya Kapiler
Bahwa volume hanya menurun sedikit walaupun laju alir injeksi dinaikkan.
4.     Volumetric Sweep Efficiency
Volumetric sweep efficiency adalah perbandingan antara total volume pori yang mengalami kontak dengan air injeksi dibagi dengan total volume pori area injeksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi volumetric sweep efficiency sama dengan faktor-faktor yang mempengaruhi vertical sweep efficiency
5.     Displacement Efficiency
Displacement Efficiency didefinisikan sebagai jumlah total minyak yang berhasil didesak dibagi dengan total OOIP yang ada di daerah sapuan tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

enhanced oil recovery